BACAAN SURAT AL-QUR'AN DALAM SHALAT
(disidangkan pada hari Jum'at, 9 Syakban 1430 H / 31
Juli 2009 M)
Pertanyaan:
1.
Bolehkah membaca surat dengan secara tidak urut,
misalnya surat No. 10 pada rakaat pertama dan surat No. 9 pada rakaat kedua?
2.
Bolehkah membaca ayat tidak dari permulaan surat dalam
shalat?
3.
Bolehkah membaca surat yang lebih pendek pada rakaat
pertama dalam shalat?
Jawaban:
Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut, kami nukil terlebih dahulu hadis-hadis yang ada
hubungannya dengan pertanyaan tersebut:
1- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقْرَأُ
فِي الرَّكْعَتَيْنِ اْلأُوْلَيَيْنِ مِنْ صَلاَةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ اْلكِتَابِ
وَسُورَتَيْنِ يُطَوِّلُ فِي اْلأُولَى وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ وَيُسَمِّعُ
اْلآيَةَ أَحْيَانَا. [رواه البخاري في كتاب الآذان، 1: 91]
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abdullah bin Abu Qatadah dari ayahnya, ia berkata: Nabi saw pernah membaca
dalam dua rakaat pertama pada shalat dzuhur surat al-Fatihah dan dua surat.
Beliau membaca surat yang panjang pada rakaat pertama dan membaca surat yang pendek
pada rakaat kedua, dan kadang-kadang memperdengarkan kepada kami dalam membaca
ayat.” [HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Adzan, I: 91]
2-
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا فَيَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِي
الرَّكْعَتَيْنِ اْلأُولَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ
وَيُسْمِعُنَا اْلآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ يُطَوِّلُ الرَّكْعَةَ اْلأُولَى مِنْ
الظُّهْرِ وَيُقَصِّرُ الثَّانِيَةَ وَكَذَلِكَ فِي الصُّبْحِ. [رواه مسلم، كتاب
الصلاة: 210]
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abu Qatadah, ia berkata: Pernah Rasulullah saw shalat bersama kami. Dalam
shalat dzuhur dan asar, pada dua rakaat pertama, beliau membaca surat
al-Fatihah dan dua surat (lainnya), dan kadang-kadang beliau memperdengarkan
bacaan ayat. Beliau memperpanjang (bacaan ayat) pada rakaat pertama dan memperpendek
(bacaan ayat) pada rakaat kedua, demikian pula dalam shalat shubuh.” [HR.
Muslim dalam Kitab ash-Shalah: 210]
3-
عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَيْ
الْفَجْرِ فِي اْلأُولَى مِنْهُمَا اْلآيَةَ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ، قُولُوا
آمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا إِلَى آخِرِ اْلآيَةِ وَفِي اْلأُخْرَى آمَنَّا
بِاللهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ. [أخرجه النسائي، جـ: 2، كتاب الصلاة: 100]
Artinya: “Diriwayatkan dari Said bin Yasar, Ibnu Abbas memberitahu
bahwa Rasulullah saw pada dua rakaat dalam shalat fajar, pada rakaat pertama membaca
ayat yang ada dalam surat al-Baqarah قُولُوا آمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا (QS. al-Baqarah
{2}: 136) hingga akhir ayat dan pada rakaat lainnya (kedua) membaca ayat آمَنَّا بِاللهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا
مُسْلِمُونَ (QS. Ali Imran
{3}: 52).” [Ditakhrijkan oleh an-Nasa'i, Juz II, Kitab ash-Shalah: 100]
4-
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلمُؤْمِنُونَ فِي الصُّبْحِ حَتَّى إِذَا جَاءَ ذِكْرُ مُوسَى
وَهَارُونَ أَوْ ذِكْرُ عِيسَى أَخَذَتْهُ سَعْلَةً فَرَكَعَ . وَقَرَأَ عُمَرُ فِي
الرَّكْعَةِ اْلاُولَى بِمِائَةِ وَعِشْرِينَ آيَةً مِنَ اْلبَقَرَةِ. وَفِي الثَّانِيَةِ
بِسُورَةِ مِنَ اْلمَثَانِي. وَقَرَأَ اْلأَحْنَفُ بِاْلكَهْفِ فِي اْلاُولَى وَفِي
الثَّانِيَةِ بِيُوسُفَ أَوْ يُونُسَ ... [أخرجه البخاري، كتاب الآذان: 93]
Artinya: “Diriwayatkan
dari Abdullah bin as-Saib, dalam shalat shubuh Nabi saw membaca surat al-Mukminun,
hingga ketika sampai pada penyebutan kata "Musa wa Harun" atau
"Isa", beliau terkena batuk lalu rukuk. Dan Umar pada rakaat pertama membaca
seratus dua puluh ayat dari surat al-Baqarah dan pada rakaat kedua membaca surat
al-Matsani (surat yang kurang dari seratus ayat). Adapun al-Ahnaf membaca surat
al-Kahfi pada rakaat pertama dan surat Yusuf atau Yunus pada rakaat kedua.”
[Ditakhrijkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adzan: 93]
5-
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّهُ قَالَ لِمَرْوَانَ يَا أَبَا
عَبْدِ الْمَلِكِ أَتَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَإِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ قَالَ نَعَمْ. [أخرجه النسائي، جـ: 2: 175]
Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata kepada
Marwan: Hai Abu Abdul Malik apakah engkau membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (QS. al-IkhlasH) dan إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (QS.
al-Kautsar)? Ia menjawab: Ya.” [Ditakhrijkan oleh an-Nasa'i, Juz II: 175]
6-
عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاَقَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَمِّي يَقُولُ صَلَّيْتُ
مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ فَقَرَأَ فِي
إِحْدَى الرَّكْعَتَيْنِ وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ. [أخرجه
النسائي، جـ: 2، كتاب الصلاة: 163]
Artinya: “Diriwayatkan dari Ziyad bin Alaqah, ia berkata: Saya
mendengar Umar berkata: Saya bersama Rasulullah saw shalat shubuh, ketika itu pada
salah satu dari dua rakaat beliau membaca وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ (QS. Qaf {50}:
10).” [Ditakhrijkan oleh an-Nasa'i, Juz II, Kitab ash-Shalah: 163]
7- عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ
قَالَ كُنَّا نُصَلِّي خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الظُّهْرَ فَنَسْمَعُ مِنْهُ اْلآيَةَ بَعْدَ اْلآيَاتِ مِنْ سُورَةِ لُقْمَانَ
وَالذَّارِيَاتِ. [رواه النسائي]
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Ishaq dari al-Barra', ia berkata:
Kami shalat dzuhur di belakang Nabi saw, kemudian kami mendengar dari suara
beliau, ayat demi ayat dari surat Luqman dan adz-Dzariyat.” [Ditakhrijkan
oleh an-Nasa'i, Juz II, Kitab ash-Shalah: 163]
Penjelasan
1.
Hadis pertama dan kedua (dari Abdullah bin Qatadah),
menjelaskan bahwa Nabi saw membaca surat yang lebih panjang pada rakaat pertama
daripada surat yang dibaca pada rakaat kedua, baik pada shalat dzuhur, isya'
maupun pada shalat shubuh.
2.
Hadis ketiga dari Sa'id bin Yasar menjelaskan bahwa
ketika shalat fajar, beliau membaca ayat tidak dari permulaan surat, yaitu
al-Baqarah (2): 136, dan Ali Imran (3): 52.
3.
Hadis tersebut diperkuat dengan hadis No. 6 dari Ziyad
bin Alaqah, yang menjelaskan bahwa Nabi saw membaca ayat dari ayat 10 surat
Qaf.
4.
Demikian pula hadis yang ke tujuh dari Abu Ishaq,
menjelaskan bahwa Nabi saw membaca sebagian dari surat Luqman dan surat
adz-Dzariyat. Kami memahami bahwa Nabi saw tidak membaca dari permulaan surat,
sebab hadis tersebut tidak menjelaskan bahwa beliau membacanya dari permulaan.
5.
Hadis keempat menjelaskan bahwa Ahnaf (shahabat Nabi
saw) membaca surat al-Kahfi pada rakaat pertama dan membaca surat Yusuf atau
Yunus pada rakaat kedua. Al-Kahfi surat ke-18, sedangkan Yusuf surat ke-12 dan
Yunus surat ke-10.
6.
Hadis tersebut diperkuat dengan hadis ke lima dari Zaid
bin Tsabit bahwa Abdul Malik (sahabat Nabi) membaca Qul Huwallahu Ahad
(QS. al-Ikhlas, surat ke-112) kemudian membaca surat al-Kautsar, surat ke-108,
pada rakaat kedua.
7.
Kami telah berusaha mencari hadis lainnya, tetapi tidak
ada hadis yang melarang atau mewajibkan untuk membaca surat yang lebih panjang
pada rakaat pertama, dan tidak ada yang mewajibkan membaca dari permulaan surat
dalam shalat maupun di luar shalat. Demikian pula tidak kami temukan hadis yang
mewajibkan membaca secara urut dalam shalat.
Kesimpulan
1.
Diperbolehkan (mubah) membaca surat secara tidak
berurutan pada rakaat-rakaat dalam shalat.
2.
Diperbolehkan (mubah) membaca ayat tidak dari permulaan
surat, baik pada shalat wajib maupun pada shalat sunnah.
3.
Disunnahkan membaca surat yang lebih panjang pada
rakaat pertama, namun diperbolehkan (mubah) membaca ayat yang lebih pendek pada
rakaat pertama.
Wallahu a'lam bish-shawab.
*sd)