Rasa Malu

Diriwayatkan dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshory Al Badry rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya sebagian dari apa yang dikenal oleh manusia dari perkataan kenabian yang pertama (terdahulu) adalah : Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhori)

Maknanya, jika kamu hendak melakukan sesuatu dan kamu tidak merasa malu melakukannya baik di hadapan Alloh maupun di hadapan manusia maka kerjakanlah keinginanmu itu (Fashna’ Maa syi`ta). Jika tdk demikian mk jgn kamu lakukan.

Di antara para ulama ada yg menafsirkan hadits ini dgn pengertian : Jika kamu tdk merasa malu kepada Alloh dan jg tdk merasa diawasi oleh-Nya, mk tunaikan saja angan2 nafsumu dan lakukan saja apa yg kamu inginkan.

Perintah di sini tentu bukan berarti menunjukkan kebolehan tapi berarti ancaman (tahdid). Hadits ini sama pengertiannya dgn firman Alloh, “I’maluu Maa Syi`tum” (Berbuatlah apa saja yg kamu kehendaki, Fushshilat [41] : 40) dan jg pd ayat, “Wastafziz manistatho’ta minhum bishoutika” (Dan hasunglah siapa saja yg kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu (ajakanmu), Al-Isro’ [17] : 64)

Namun tentu saja rasa malu itu mesti pd proporsinya, jgn sampe ada kemunkaran di depan mata kita malah ngumpet dgn alasan, “Malu ahh...”. Nah dr sini nanti akan terungkap bagaimana semestinya menerapkan rasa malu dlm kehidupan agama kita, shg akan benar2 terwujud, “Al-Haya`u Minal Imaan”.

 

Tiang Mrican Kulon © 2011 Design by Wawan_Dwn | Sponsored by EQN - Islam - Best To Allah