Diiriwayatkan dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshori rodhiallohu ‘anhu bahwa ada seseorang yg bertanya kpd Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dgn mengatakan, “Bagaimana pendapat baginda jika saya melakukan sholat2 fardhu, berpuasa Romadhon, menghalalkan yg halal dan mengharamkan yg haram, serta tidak menambah hal itu sedikit pun ; apakah saya akan masuk surga? “ Beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim).
Arti mengharamkan yg haram adalah menjauhinya, dan arti menghalalkan yg halal adlh melakukannya dgn keyakinan mengenai kehalalannya. Yuk kita telisik lebih lanjut hadits di atas...
Poros utama hadits di atas adalah kerinduan seseorg akan kenikmatan surga dan upaya2 yg mesti dilakukan agar dapat memasukinya. Hadits ini menjadi dalil bahwa tidak mengapa kita meminta surga sebagaimana kita meminta utk dihindarkan dari api neraka. Maka menjadi bathil pemahaman yg mengatakan bhw, “Bila aku menyembah-Mu karena takut neraka-Mu maka bakarlah aku dgn neraka-Mu” ato “Bila aku menyembah-Mu karena mengharap surga-Mu maka neraka lebih layak bagiku” dan pemahaman2 lain yg sejenis yg dlm beribadah ‘cuma’ menitikberatkan pada rasa cinta (mahabbah) yg berlebihan tanpa adanya rasa khouf dan roja’.
Aneh bin ajaib ketika dgn mudahnya seseorg mengatakan, “Kalo Alloh ridho tak masalah tempat kita nantinya, di neraka pun akan menjadi dingin dgn keridhoan-Nya.” Padahal tidak mungkin Alloh meridhoi apa2 yg tlh dimurkainya. “Beginilah (keadaan meraka). Dan sungguh, bagi orang2 yg durhaka pasti (disediakan) tempat kembali yg buruk. (yaitu) neraka jahannam yg mereka masuki; maka itulah seburuk-buruk tempat tinggal.” (Shood : 55-56)
Sbg penegas dr hadits di atas surat At-Tahrim : 6 adalah jawabannya. Yaa ayyuhalladziina aamanuu quu anfusakum wa ahlikum naaron (“Hai org2 yg beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka).
Jadi apa yg anda tunggu sekarang? Segeralah meminta surga tebarkan bibitnya mulai sekarang perbanyaklah ucapan La Haula wa Laa Quwwata Illa Billah. . . Smg Alloh mengumpulkan kita di surga-Nya. Amiin. Ya Robbal ‘alamiin.