MENGAMALKAN DOA
NABI ISA AS
Pertanyaan dari:
Mukhlis (Abu
Khadijah) di Bandung Jawa Barat
(disidangkan pada hari Jum’at, 11 Safar 1430 H / 6
Februari 2008 M)
Pertanyaan:
Apakah kita
boleh mengamalkan doa Nabi Isa as sebagaimana tertera dalam al-Qur’an surat
al-Maidah (5): 114: Allahumma rabbanaa anzil ‘alainaa maaidatan
minas-samaa`i takuunu lanaa … dan seterusnya? Mengingat ada sebahagian
khatib Jum’at di tempat kami yang suka membaca doa tersebut. Sementara kami
telah membaca dalam salah satu buku, bahwa doa tersebut sebatas untuk
menunjukkan salah satu bukti kerasulan Nabi Isa as.
Bagaimanakah
yang sebenarnya? Mohon ustadz memberikan jawaban yang memuaskan.
Jawaban:
Sebelum
menjawab substansi dari pertanyaan saudara, baiklah kami kutipkan kembali ayat
114-115 surat al-Maidah (5) tersebut selengkapnya, sekaligus dengan
terjemahnya, yaitu sebagai berikut:
114- قَالَ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ
تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآَخِرِنَا وَآَيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا
وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ.
115-
قَالَ اللهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ
فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لاَ أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ.
[المائدة،
5: 114-115]
Artinya:
114. Isa
putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu
hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami
yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi
tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki
Yang Paling Utama."
115. Allah
berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu,
barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka
sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan
kepada seorangpun di antara umat manusia."
[QS. al-Maidah (5): 114-115]
Menurut
penuturan dalam beberapa kitab tafsir al-Qur’an, bahwa yang meminta kepada Nabi
Isa as supaya Allah menurunkan hidangan dari langit adalah orang-orang
Hawariyun, melalui tokoh seniornya yaitu Syam’un. Hal itu dikarenakan oleh
beberapa sebab, antara lain:
1.
Mereka membutuhkannya, karena kebiasaan Nabi Isa as
apabila bepergian diikuti oleh ribuan pengikutnya dan mereka kebetulan
kekurangan belanja untuk membeli makanan.
2.
Untuk menenteramkan hati mereka bahwasanya Nabi Isa as
itu benar-benar utusan Allah.
3.
Untuk menguji apakah benar Isa as adalah Rasul Allah
dan mereka meminta bukti berupa mukjizat yang kongkrit bisa dilihat oleh indera
mereka.
Ada pula
sementara mufassir yang berpendapat, bahwa hidangan itu tidak jadi diturunkan
oleh Allah, karena mereka itu takut kalau-kalau melanggarnya sesudah makan
hidangan itu dan mendapat adzab yang dahsyat dari Allah swt.
Menurut hemat
kami, dengan melihat konteks ayat itu memang benar-benar Allah swt telah
menurunkan hidangan itu (berupa roti dan daging atau buah-buahan) dari langit atas
izin Allah swt. Hari turun hidangan
itu pada pagi atau petang hari Ahad. Karena itulah, orang Nasrani menjadikan
hari Ahad sebagai hari raya.
Kembali kepada substansi pertanyaan saudara, bahwa
membaca ayat tersebut dalam bentuk doa menurut hemat kami tidak ada salahnya,
kalau yang dimaksud dengan permohonan itu untuk mendapat barakah dari Allah
swt, bukan untuk diturunkan hidangan dari langit. Sebab seperti telah
disebutkan sebelumnya, hidangan itu adalah bukti kemukjizatan Nabi Isa as.
Adalah hal biasa, umat-umat sebelum Nabi Muhammad saw sering meminta kepada
Nabinya untuk menunjukkan mukjizat yang bersifat kongkrit. Adapun mukjizat yang
diberikan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw yang terbesar adalah al-Qur’an
yang bersifat maknawi dan berlaku sepanjang masa, bukan dengan mukjizat
kongkrit (hissi) yang hanya berlaku semasa seseorang Nabi itu masih
hidup, seperti tongkat Nabi Musa as, cincin Nabi Sulaiman as dan bahtera Nabi
Nuh as.
Memang Nabi Muhammad saw juga pernah diberi
mukjizat hissi oleh Allah, tetapi tidak atas permintaan pengikutnya.
Misalnya, dalam kehidupan Nabi saw pernah terjadi hal yang mirip dengan
peristiwa Nabi Isa as di atas, yaitu ketika rombongan Nabi saw kehabisan air
minum dan air wudlu dalam perjalanan umrah yang tidak jadi di Hudaibiyah, air
hanya tinggal satu timba saja tidak ada yang lain lagi. Lalu Nabi saw
memasukkan tangan beliau ke dalam air dalam timba (ember) itu. Setelah itu air
keluar dalam timba-timba yang lain, semuanya diisi penuh, sehingga 1200 orang
dapat minum dan berwudlu. Hal itu tidak terjadi karena permintaan sahabat atau
tantangan sahabat kepada Nabi saw. Hal ini tidak berarti bahwa umat Nabi
Muhammad saw tidak mempunyai kekhususan-kekhususan.
Umat Nabi Muhammad saw mempunyai sejumlah
kekhususan atau keistimewaan, secara singkat kami sebutkan di sini antara lain:
1. Allah tidak membebani umat Muhammad dengan
sesuatu beban di luar kemampuannya.
2. Prinsip kemudahan dalam pengamalan agama.
3. Kemuliaan dengan rahmat khusus.
4. Umat Nabi Muhammad, umat yang adil dan
pilihan.
5. Umat Nabi Muhammad tidak akan bersatu
dalam kesesatan.
6. Umat Nabi Muhammad adalah sebaik-baik
umat.
7. Kesempurnaan Syariat Islam.
8. dan lain-lain.
Sebagai penutup jawaban kami, sebaiknya kita
berdoa dengan doa yang dituntunkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah. Sepengetahuan
kami Rasulullah saw tidak pernah berdoa dengan doa Nabi Isa as yang terdapat
dalam surat al-Maidah (5): 114 tersebut, karena doa tersebut adalah tanda
kemukjizatan bagi kaum Hawariyun ketika itu, untuk menenteramkan hati mereka
dalam mengikuti Nabi Isa as, sama halnya dengan doa Nabi Ibrahim as yang ingin
melihat Tuhan, lalu diperintah menyembelih beberapa ekor burung yang
bermacam-macam, dagingnya dicampurkan dan ditumpuk-tumpuk di atas bukit. Nabi Ibrahim as akhirnya puas dengan
bukti itu.
Wallahu
a’lam bish-shawab. th*)